GEMA, PULAULAUT - Dalam rangkaian memeriahkan hari jadi Kotabaru ke 65 tahun 2015, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Festival Budaya Saijaan (FBS), Sabtu, (13/6/2015) di halaman Siringlaut.
Festival budaya tersebut menampilkan tarian etnik daerah yang di bagi dalam dua sesi yaitu, tingkat Kabupaten Kotabaru pada siang hari dan Tingkat Kalimantan Selatan pada malam harinya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rairajuni menyampaikan agar seni selalu menjadi kreatif daerah untuk memajukan kesenian di tingkat nasional.
Dan acara sendiri di buka langsung oleh Setda Kotabaru, H Suriansyah yang mewakili Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, dalam sambutan tersebut di singgung tentang peletakan batu pertama pembangunan jembatan penghubung daratan Kalimantan dengan Kotabaru oleh Gubernur Kalsel, Rudy Arifin.
"Kesenian festival budaya ini harus terus dijaga kelestariannya hingga anak cucu nantinya," pesan bupati.
Beberapa organisasi kesenian yang ada di Kotabaru pun unjuk kebolehan diantaranya dari Kecamatan Pulaulaut Tengah dengan tarian Rindang Jambangan, yang mana kolaborasi dari suku Bugis, Banjar dan Jawa yang ada di wilayah mereka.
Kesenian dari Kecamatan Pulaulaut Timur, Desa Langkang menyajikan tarian Tresno Budoyo yang begitu kental dengan aroma jawa.
Dan Kecamatan kelumpang Hilir, Serongga, tampil dengan tarian Paguyuban Simoyudo Reok, yang mana menggambarkan tentang kerajaan yang selalu menjaga kedamaian untuk kemajuan suatu daerah.
Sedangkan Kecamatan Pulaulaut Selatan, menurunkan sembilan orang dengan tarian Nusantara yang bertujuan untuk menyatukan Nusantara seluruh Indonesia.
Dan untuk kesenian tingkat provinsi Kalsel di ikuti oleh delapan kabupaten, yaitu Banjarbaru, Tabalong, Balangan, Tanah Bumbu, dan Banjarmasin.
Selain tari klosal panitia juga akan mengadakan karnaval seni budaya besok hari Minggu, (14/6/2015).
Panitia pelaksana sendiri berharap, dengan adanya seni tari klosal tersebut masyarakat Kotabaru khususnya dan Kalsel umumnya bisa lebih menjaga kerukunan antar agama, suku dan ras, karena kemajuan suatu daerah tidak akan terwujud bila masyarakatnya tidak akur dan rukun.
- Penulis : Fachrizal - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Festival budaya tersebut menampilkan tarian etnik daerah yang di bagi dalam dua sesi yaitu, tingkat Kabupaten Kotabaru pada siang hari dan Tingkat Kalimantan Selatan pada malam harinya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rairajuni menyampaikan agar seni selalu menjadi kreatif daerah untuk memajukan kesenian di tingkat nasional.
Dan acara sendiri di buka langsung oleh Setda Kotabaru, H Suriansyah yang mewakili Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, dalam sambutan tersebut di singgung tentang peletakan batu pertama pembangunan jembatan penghubung daratan Kalimantan dengan Kotabaru oleh Gubernur Kalsel, Rudy Arifin.
"Kesenian festival budaya ini harus terus dijaga kelestariannya hingga anak cucu nantinya," pesan bupati.
Beberapa organisasi kesenian yang ada di Kotabaru pun unjuk kebolehan diantaranya dari Kecamatan Pulaulaut Tengah dengan tarian Rindang Jambangan, yang mana kolaborasi dari suku Bugis, Banjar dan Jawa yang ada di wilayah mereka.
Kesenian dari Kecamatan Pulaulaut Timur, Desa Langkang menyajikan tarian Tresno Budoyo yang begitu kental dengan aroma jawa.
Dan Kecamatan kelumpang Hilir, Serongga, tampil dengan tarian Paguyuban Simoyudo Reok, yang mana menggambarkan tentang kerajaan yang selalu menjaga kedamaian untuk kemajuan suatu daerah.
Sedangkan Kecamatan Pulaulaut Selatan, menurunkan sembilan orang dengan tarian Nusantara yang bertujuan untuk menyatukan Nusantara seluruh Indonesia.
Dan untuk kesenian tingkat provinsi Kalsel di ikuti oleh delapan kabupaten, yaitu Banjarbaru, Tabalong, Balangan, Tanah Bumbu, dan Banjarmasin.
Selain tari klosal panitia juga akan mengadakan karnaval seni budaya besok hari Minggu, (14/6/2015).
Panitia pelaksana sendiri berharap, dengan adanya seni tari klosal tersebut masyarakat Kotabaru khususnya dan Kalsel umumnya bisa lebih menjaga kerukunan antar agama, suku dan ras, karena kemajuan suatu daerah tidak akan terwujud bila masyarakatnya tidak akur dan rukun.
- Penulis : Fachrizal - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online