GEMA, PULAULAUT - Permainan layang-layang kembali merebak dikalangan
masyarakat Kotabaru, permainan musiman ini datang dengan sendirinya tiap tahun bahkan dapat dimainkan oleh semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa.
Untuk mendapatkan layang-layang tersebut, bisa membuat sendiri atau membeli langsung kepada pengrajin layang-layang dengan harga yang terjangkau.
Layangan terbuat dari bahan tipis berkerangka dan memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya, merupakan sebuah permainan tradisional yang sangat tua. Diperkirakan sejarah permainan tradisional layang-layang ini telah ada sekitar 2.500 tahun sebelum masehi.
Menengok dari sejarahnya yang sangat panjang, bisa disimpulkan bahwa sejarah permainan tradisional layang-layang ini berasal dari dataran Cina.
Layang-layang berupa lembaran kertas tipis segi empat yang diberi kerangka dari bambu, lalu diberi benang atau tali untuk menerbangkannya. Namun pada perkembangannya semakin banyak bentuk layang-layang yang sangat unik di berbagai tempat seperti kotak, bundar, oval, dan lain sebagainya.
Dikotabaru bentuk layangan seperti pyramid menjadi jenis pilihan warga dan sangat populer hampir disemua kalangan.
Sekedar diketahui layang-layang sudah lama dikenal sebagai permainan tradisional anak-anak di seluruh Indonesia. Mainan ini mudah dibuat,bahan dasarnya adalah kertas, potongan bambu kecil dan lem.
Cara memainkannya layang-layang diterbangkan ke udara dengan segulung benang gelasan yang bisa ditarik-ulur, saat di udara layang-layang diadu dengan lawan musuh dan bagi siapa yang terlebih dulu memutuskan benang lawan dialah pemenangnya.
Musa, salah satu pengrajin layang-layang mengatakan, mainan musiman ini sangat memberikan manfaat yang besar bagi ekonominya, saat musim layang-layang tiba saya dapat menjual layangan yang saya buat dengan harga beragam dan relatif murah.
"Untuk layang-layang ukuran kecil harga berkisar 1000 rupiah sedangkan untuk ukuran sedang hingga yang besar sekitar 1500 hingga 3000 rupiah, bahkan saat lomba permainan layang-layang banyak peserta yang memesan secara langsung kepada saya" jelas Musa sambil tersenyum.
- Penulis : Siti Aisyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Untuk mendapatkan layang-layang tersebut, bisa membuat sendiri atau membeli langsung kepada pengrajin layang-layang dengan harga yang terjangkau.
Layangan terbuat dari bahan tipis berkerangka dan memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya, merupakan sebuah permainan tradisional yang sangat tua. Diperkirakan sejarah permainan tradisional layang-layang ini telah ada sekitar 2.500 tahun sebelum masehi.
Menengok dari sejarahnya yang sangat panjang, bisa disimpulkan bahwa sejarah permainan tradisional layang-layang ini berasal dari dataran Cina.
Layang-layang berupa lembaran kertas tipis segi empat yang diberi kerangka dari bambu, lalu diberi benang atau tali untuk menerbangkannya. Namun pada perkembangannya semakin banyak bentuk layang-layang yang sangat unik di berbagai tempat seperti kotak, bundar, oval, dan lain sebagainya.
Dikotabaru bentuk layangan seperti pyramid menjadi jenis pilihan warga dan sangat populer hampir disemua kalangan.
Sekedar diketahui layang-layang sudah lama dikenal sebagai permainan tradisional anak-anak di seluruh Indonesia. Mainan ini mudah dibuat,bahan dasarnya adalah kertas, potongan bambu kecil dan lem.
Cara memainkannya layang-layang diterbangkan ke udara dengan segulung benang gelasan yang bisa ditarik-ulur, saat di udara layang-layang diadu dengan lawan musuh dan bagi siapa yang terlebih dulu memutuskan benang lawan dialah pemenangnya.
Musa, salah satu pengrajin layang-layang mengatakan, mainan musiman ini sangat memberikan manfaat yang besar bagi ekonominya, saat musim layang-layang tiba saya dapat menjual layangan yang saya buat dengan harga beragam dan relatif murah.
"Untuk layang-layang ukuran kecil harga berkisar 1000 rupiah sedangkan untuk ukuran sedang hingga yang besar sekitar 1500 hingga 3000 rupiah, bahkan saat lomba permainan layang-layang banyak peserta yang memesan secara langsung kepada saya" jelas Musa sambil tersenyum.
- Penulis : Siti Aisyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online