Pembukaan festival katir race dan malasuang manu 2024 tersebut dibuka langsung oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kotabaru H Minggu Basuki pada Minggu (1/9/2024).
Pada kesempatan itu, Bupati Kotabaru H Sayed Jafar melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kotabaru H Minggu Basuki menyampaikan, Festival Katir Race dan Malasuang Manu 2024 ini sebagai wujud dan komitmen bersama dalam upaya memajukan sektor pariwisata di Kotabaru dan mampu menjadi daya tarik wisatawan.
"Festival ini bisa dijadikan ajang promosi pariwisata agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokan dan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya," ucapnya.
Dia pun, mengajak masyarakat agar tetap menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang dimiliki, sebab budaya kita adalah identitas dan jati diri juga keragaman yang tentu menjadi kekuatan bangsa.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kotabaru, Sonny Tua Halomoan menjelaskan, event ini masuk dalam kalender event yang diselenggarakan oleh Pemkab Kotabaru melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dan bekerjasama dengan panitia Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, sebagai salah satu usaha menggalakkan promosi wisata melalui budaya sebagai warisan para pendahulu kita.
"Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah, sangat penting untuk menciptakan kondisi sapta pesona, yang terdiri dari tujuh unsur yakni, aman, tertib, bersih, sehat, indah, ramah dan kenangan," tutur Sonny.
Dia pun, mengajak kepada para pengunjung untuk bisa meluangkan waktunya untuk membersihkan pantai Teluk Aru agar bisa tercipta Sapta Pesona sehingga wisatawan baik lokal maupun luar bisa merasakan bagaimana Teluk Aru itu indah dan bersih.
Perlu diketahui, katir race dulunya hanyalah sebagai sarana dalam mencari ikan dan alat transportasi oleh warga setempat, namun sekarang menjadi sport tourism yang mana diwilayah Provinsi Kalimantan Selatan hanya ada di Kabupaten Kotabaru. Yang mana kolaborasi empat desa yaitu, Desa Teluk Aru, Desa Kerasian, Desa Kerayaan dan Desa Kerumputan.
Sedangkan Malasuang Manu adalah budaya adat kearifan lokal daru suku Mandar yakni, melepas sepasang ayam jantan dan betina dibibir pantai Teluk Aru atau ke Pulau Cinta yang terus dilaksanakan secara turun temurun sebagai ucapan rasa syukur kepada yang maha kuasa.