GEMA, KOTABARU - Pemulihan permintaan semen pada 2023 berbeda dengan pertumbuhan tahun 2021 sebesar 2,3 persen, karena ekonomi mulai pulih dari pandemi, dan pada tahun 2022 volume permintaan semen lebih rendah sebesar minus 3,4 persen.
Hal itu, disampaikan Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos saat pres rilis di Banjarmasin, ia, pun, memaparkan, yang membuat volume permintaan semen menurun disebabkan terjadinya perang Ukraina-Rusia awal tahun 2022, pemulihan ekonomi dari pandemi, dan harga batu bara.
Selain itu, kenaikan harga BBM bersubsidi pada September 2022 telah mengakibatkan kenaikan biaya distribusi yang signifikan sehingga harga jual produk semen kantong harus dinaikkan kembali, walaupun sebelumnya telah ada beberapa kenaikan. Akibatnya, konsumsi semen di kuartal ke-4 di tahun 2022 turun sebesar 9 persen dibandingkan kuartal ke-4 di tahun sebelumnya dan menyebabkan konsumsi di tahun 2022 turun sebesar 3 persen.
"Waupun permintaan semen lebih rendah minus 3,4 persen namun komposisi pasar semen kantong pada tahun 2022 sebesar 73 persen yang merupakan posisi mayoritas dari total pasar semen," tutur Antonius.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement itu pun tidak menampik, proyeksi di tahun 2023 dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan yang tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah. Dan diharapkan permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada Mei hingga berlanjut ke semester kedua sebab belanja masyarakat dapat meningkat sebelum pemilihan Umum pada 2024.
Lanjut Antonius, kami perkirakan permintaan semen curah akan tetap tumbuh karena anggaran infrastruktur yang dirangkum dari APBN 2023 ditetapkan persen lebih tinggi dari tahun 2022, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga akan mendukung permintaan semen curah.
"Ya, kita memperkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar dua hingga empat persen pada 2023," ujarnya.
Sekedar diketahui, Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali.
Dan Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa (Indocement) atau produk Semen "Tiga Roda" mencatat kenaikan keuntungan sekitar 10,5 persen dari Rp14,77 miliar pada 2021 menjadi Rp16,32 miliar selama 2022, meski penjualan produk menurun.
"Kenaikan pendapatan tersebut disebabkan adanya kenaikan harga jual di sepanjang tahun 2022," kata Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Christian Katawaijaya.
- Penulis : Fadjeriansyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online