Pangeran Koesoema Negara |
Raja Cantung dan Buntar Laut |
|
Masa kekuasaan |
1863-1890 |
Pemakaman |
Bondowoso, Jawa Timur, 25 Juni 1929 |
Pendahulu |
♂ Adji Madoera bin Raja Adji Djawa |
Pengganti |
♂ Abdul Majid Kasuma |
Pasangan |
♀ Adji Oetin binti Adji Samarang
♀ Nyai Daerah |
Anak |
♀ Adji Putri Ambar (anak Adji Oetin)
♀ Adji Kurbah (anak Adji Oetin)
♂ Adji Karma Kasuma (anak Nyai Daerah)
♂ Adji Mohammad (anak Nyai Daerah)
Adji Moh. Saidillah (anak Nyai Daerah) |
Wangsa |
Dinasti Tanah Bumbu |
Ayah |
♂ Adji Madoera bin Raja Adji Djawa |
Ibu |
♀ Ratoe Jumantan binti Pangeran Praboenata |
Tahukah Anda tentang Aji Pangeran Koesoemanegara dia adalah seorang raja di daerah Cantung
& Buntar Laut, sekarang kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Tanah
Bumbu Kalimantan Selatan.
Sepertinya masyarakat di luar Kalimantan Selatan jarang mengetahui nama
Pangeran Koesoemanegara /
Adji Darma
. Beliau lahir di daerah Tjantoeng (Cantung)yang sekarang berubah
menjadi kecamatan Kelumpang Hulu Kalimantan Selatan. Ayahnya bernama
Adji Madoera/Adji Daha bin
Adji Jawa bin
Adji Raden bin
Adji Negara (Sultan Sepuh I Alamsyah (1736-1766) bin
Adji Geger (Sultan Adji Muhammad Alamsyah (1703-1726) bin
Adji Anom Singa Maulana (1644-1667) bin
Adji Mas Anom Indra (1607-1644) bin
Adji Mas Pati Indra (1567-1607) bin
Pangeran Abu Mansyur Indra Jaya (Bangsawan dari Giri tanah Jawa). :
[]
Ibunda Pangeran Koesoemanegara adalah
Ratoe (Ratu) Jumantan binti Pangeran Praboenata (Raja Sampanahan).
Wilayah
Tjantoeng (Cantung) dulunya masuk dalam wilayah kerajaaan
"Tanah Boemboe (Tanah Bumbu)"
(Kerajaan : Sampanahan, Bangkalaan, Cengaal, Manoenggoel (manunggul),
Tjantoeng (Cantung), Batoe Licin (Batu Licin) dan Boentar Laoet (Buntar
Laut ) [
[1]]. Tanah Bumbu di Kepalai oleh
Ratoe Mas (Ratu Mas) , Raja Tanah Bumbu 3 (1740-1780)
binti Pangeran Mangoe (Mangu)
, Raja Tanah Bumbu 2 (1700-1740) bin
Pangeran Dipati Toeha (Tuha) 2 Raja Tanah Bumbu 1 (1660-1700)
yang di berikan oleh Soeltan Saidoellah/Raden Kasoema Alam (Sultan Saidullah)
, yang bergelar Panembahan Batoe 1 sebagai Raja Banjar ke 6 (1646-1660) dari trah
Kesultanan Banjar.
Kerajaan Cantung mulai di kenal pada era
Adji Jawa (1825-1841) yang sebelumnya di Aneksasi oleh Kerajaan Pasir. [
[2]] Adji Jawa mengambil alih ke 6 (enam) divisi :
Sampanahan, Bangkalaan, Cengaal, Manunggul, Cantung, Batoe Licin dan Buntar Laut Ketika menikahi
Gusti Katapi binti Gusti Muso [
[3]] dan Gusti Kamil binti Gusti Kamir.Aji Jawa mengadakan
"Kontrak Politik" Pada Tanggal 25 Juli 1825 No.24 .
Adji Jawa melimpahkan kekuasaan Cantung kepada anaknya
Adji Madoera / Adji Daha dari ibunya
Gusti Katapi Binti Gusti Muso pada tahun 1841. Semenjak itu Adji Madoera / Adji Daha menjadi
Raja Cantung pada tahun 1841-1863 menggantikan Ayahandanya (Adji Jawa). [
[4]]
Adji Madoera / Aji Daha sekitar tahun 1845 juga mengambil alih
"Kerajaan Buntar Laut" dari bibinya Gusti Dandai yang meninggal dunia karena tidak memiliki keturunan.Sehingga wilayah kekuasaannya menjadi
Cantung dan Buntar Laut.[
[5]]
Pada tanggal
10 Oktober 1862 (BT 10 Oktober 1862 No.22) Adji Madoera mengadakan "Kontrak politik" dengan Pemerintahan Hindia Belanda.
Adji Madoera memberikan Kekuasaan kepada Anaknya Pangeran Koesoemanegara sekitar tahun
"1864". Semenjak tahun 1864 di mulailah era kepemimpinan Raja Cantung dan Buntar laut
Pangeran koesoemanegara / Adji Darma. [
[6]]
Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma sangat di hormati
oleh rakyatnya dan di segani oleh kawan maupun lawan.Di Dalam mengatur
roda pemerintahan Pangeran Koesoemanegara di bantu oleh
Datu Tingkan sebagai panglima perangnya.
Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma
sering berkomunikasi dengan rakyatnya tanpa pandang bulu.beliau seorang
yang taat di dalam menjalankan syariat islam tanpa menbedakan agama
satu dengan lainnya. Sehingga Pangeran Koesoemanegara / Aji Darma raja
Cantung dan Buntar laut sangat di cintai oleh rakyatnya.
Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma menikah dengan
Adji Oetin binti Pangeran Muda Arifbillah / Aji Samarang (Raja Tanah Boembu (Bangkalaan, Cengaal, Manunggul)) memperoleh anak :
- Adji Putri Ambar
- Adji Kurbah
Pada Masa itu Wilayah kerajaan Cantung dan buntar Laut di bawah
Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Pangeran Koesoemanegara / Adji
Darma
"sangat menentang" (tidak menyukai) Pemerintahan Kolonial
Hindia Belanda yang di anggap merugikan Bangsa Indonesia khususnya
rakyat Cantung. Kerajaan Cantung dan Buntar laut mencapai kemakmuran di
era kepemimpinan
Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma sehingga membuat iri lawan-lawannya. Banyak cara yang telah di lakukan lawan-lawanya untuk mengambil
"alih kekuasaan" Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma.
Kolonial Hindia Belanda yang terkenal dengan "politik adu domba"
menyusun strategi untuk menjatuhkan kekuasaan Pangeran Koesoemanegara /
Adji Darma , Sehingga sekitar tahun 1890 beliau di anggap makar oleh
Kolonial Hindia Belanda karena ikut membantu
"Goesti Arsyad/Sultan Banjar" dalam perang kemerdekaan/perang melawan penjajahan yang pada akhirnya di internir/exiled (diasingkan) ke
Batavia melalui jalan laut , lalu di teruskan ke Pelabuhan Panarukan (di bawah karesidenan Besuki) dan selanjutnya di tempatkan di
Bondowoso Jawa Timur dengan pengawalan yang ketat.
"(BT 30 Oktober 1901 No.46)"
Ratoe Jumantan Ibunda Pangeran Koesoemanegara ikut serta
hingga ke Bondowoso Jawa Timur. Ratoe Jumantan meninggal dan di makamkan
di Bondowoso bersebelahan dengan makam Pangeran Koesoemanegara / Adji
Darma pada tahun 1325 H atau tahun 1904
Pangeran Koesoemanegara/ Adji Darma tutup usia pada tanggal
17 Muharam 1348 H atau 25 Juni 1929 dan di makamkan di Bondowoso Jawa Timur.
H. Hendri Nindyanto, SH :
keturunan ke 4 dari Pangeran Koesoemanegara / Adji Darma Bin Adji Madoera .
NB: Mohon apabila ada yang mengetahui silsilah ini mohon di perbaiki atau hub kami di dapoersosis@yahoo.com
- Penulis : H. Hendri Nindyanto, SH - Editor : Erwin - Sumber : Wikipedia