GEMA, PULAULAUT -
Jumlah penderita penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, periode
Pebruari, meningkat tajam dibandingkan dengan Januari 2014.
"Jika periode Januari jumlah penderita DBD hanya satu orang, maka periode Pebruari hingga tanggal 12 sudah mencapai lima orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru drg Cipta Waspada, didampingi Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes setempat, dr Soedarsono Kyai Demak, di Kotabaru, Kamis.
Satu dari lima orang penderita yang ditularkan melalui nyamuk demam berdarah itu meninggal dunia, pada Senin (10/2), yakni Azra (5) warga Jalan KH Hasan Basri Kotabaru.
Azra meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Ulin Banjarmasin, setelah dirujuk oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru, karena kesadarannya menurun drastis.
Sedangkan empat penderita lainnya, kini di rawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru, dua diantaranya suspek dengan Dengue Shock Syndrome (DSS).
"Dua penderita lainnya di rawat di ruang Intensive Cardiologi Care Unit (ICCU) RSUD Kotabaru," jelasnya.
Darsono mengemukakan, untuk penderita DBD periode 2013 sebanyak 53 orang, dan satu orang diantaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data, periode 2009 penderita DBD sekitar 75 orang, empat di antaranya meninggal dunia.
Sedangkan 2010 diperkirakan turun menjadi sekitar 51 orang dan 2011 menjadi sekitar 37 orang satu meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru, drg Cipta Waspada mengatakan, untuk menghindari jatuhnya korban, perlu antisipasi penyakit DBD sejak dini.
Dinas kesehatan sudah beberapa kali pengasapan (fogging) di daerah ditemukannya jentik nyamuk demam berdarah.
Cipta mengakui, penyakit DBD merupakan salah satu jenis penyakit yang membahayakan, untuk itu perlu antisipasi dan penanganan serius agar penyakit tersebut tidak menyebar di Kotabaru.
Menurut Cipta pemberantasan penyakit demam berdarah sulit untuk dituntaskan, terlebih kondisi geografis Kotabaru yang terdiri dari kepulauan dan masih banyak hutan.
Pasien demam bersarah setiap tahun masih tetap ada, karena kondisi geografis daerah yang mendukung untuk hidup nyamuk demam berdarah.
Salah satu faktor untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, diantaranya meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan melakukan 3 M, yaitu, menutup, menguras dan mengubur tempat/wadah yang menjadi genangan air yang bisa dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk penular demam berdarah.
- Sumber : Antara News
"Jika periode Januari jumlah penderita DBD hanya satu orang, maka periode Pebruari hingga tanggal 12 sudah mencapai lima orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru drg Cipta Waspada, didampingi Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes setempat, dr Soedarsono Kyai Demak, di Kotabaru, Kamis.
Satu dari lima orang penderita yang ditularkan melalui nyamuk demam berdarah itu meninggal dunia, pada Senin (10/2), yakni Azra (5) warga Jalan KH Hasan Basri Kotabaru.
Azra meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Ulin Banjarmasin, setelah dirujuk oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru, karena kesadarannya menurun drastis.
Sedangkan empat penderita lainnya, kini di rawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru, dua diantaranya suspek dengan Dengue Shock Syndrome (DSS).
"Dua penderita lainnya di rawat di ruang Intensive Cardiologi Care Unit (ICCU) RSUD Kotabaru," jelasnya.
Darsono mengemukakan, untuk penderita DBD periode 2013 sebanyak 53 orang, dan satu orang diantaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data, periode 2009 penderita DBD sekitar 75 orang, empat di antaranya meninggal dunia.
Sedangkan 2010 diperkirakan turun menjadi sekitar 51 orang dan 2011 menjadi sekitar 37 orang satu meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru, drg Cipta Waspada mengatakan, untuk menghindari jatuhnya korban, perlu antisipasi penyakit DBD sejak dini.
Dinas kesehatan sudah beberapa kali pengasapan (fogging) di daerah ditemukannya jentik nyamuk demam berdarah.
Cipta mengakui, penyakit DBD merupakan salah satu jenis penyakit yang membahayakan, untuk itu perlu antisipasi dan penanganan serius agar penyakit tersebut tidak menyebar di Kotabaru.
Menurut Cipta pemberantasan penyakit demam berdarah sulit untuk dituntaskan, terlebih kondisi geografis Kotabaru yang terdiri dari kepulauan dan masih banyak hutan.
Pasien demam bersarah setiap tahun masih tetap ada, karena kondisi geografis daerah yang mendukung untuk hidup nyamuk demam berdarah.
Salah satu faktor untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, diantaranya meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan melakukan 3 M, yaitu, menutup, menguras dan mengubur tempat/wadah yang menjadi genangan air yang bisa dijadikan tempat berkembangbiaknya nyamuk penular demam berdarah.
- Sumber : Antara News