GEMA, TARJUN - Indocement didik warga desa binaan khususnya Tarjun dan Langadai. Mereka mengikuti pelatihan satu minggu di kampung wisata, Desa Jambangan, Surabaya dan satu minggu di Citeureup, Bogor.
Saat ini, mereka telah memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk dipraktekkan dan menghasilkan produk berbagai macam kerajinan unik juga menarik. Warga begitu antusias dan tertarik untuk turut serta dalam kegiatan tersebut.
Indocement terus mengembangkan kerajinan bahan limbah sampah kepada warga desa-desa binaan, bahkan kini telah terbentuk kelompok-kelompok kerajinan dengan menghasilkan berbagai macam bentuk kerajinan.
Sementara, CSR Section Head Indocement Tarjun, Yanuar Arif menyatakan, Program ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut program CSR perusahaan untuk desa proklim, sehingga kita perlu membawa beberapa warga desa binaan untuk bisa melihat dan belajar langsung ditempat yang telah menata desanya dengan baik, bersih, sehat dan hijau.
"Warga yang kita kirim akan menjadi pelopor, fasilitator dan motivator untuk membawa masing-masing desanya menjadi desa yang baik, bersih, sehat dan hijau" ungkap Yanuar.
Ditambahkan, Teguh Iman Basoeki selaku SSECSR Dept Head Indocement Tarjun, Program ini adalah Implementasi program-program CSR dengan mensinergikan pilar pendidikan, kesehatan, sosial budaya agama juga termasuk pilar ekonomi, karena jika hal ini dijalankan bersama seluruh aspek SDM, kesehatan masyarakat, ekonomi dapat terus ditingkatkan.
Salahsatu Motivator dan Fasilitator, Eva Ariani menjelaskan, pelatihan yang didapatkan di desa jambangan, Surabaya adalah pelatihan tentang management bank sampah dengan figure dan karateristik yang berbeda di setiap RT serta pengelolaan sampah daur ulang.
Ditambahkannya, bukan hanya itu saja tetapi juga bagaimana peran aktif aparat desa menjalankan fungsinya untuk mensukseskan program penanggulangan sampah, dan dukungan warganya yang saling bahu membahu dalam kegiatan kebersihan dan penghijauan di desa mereka.
"Hal ini menarik perhatian kami. Karena itu, kami bertekad sepulang dari pelatihan ini kami ingin mengubah desa kami menjadi desa yang bersih, hijau dan bermanfaat" ungkap Eva penuh semangat.
Sedangkan di bogor, warga diajarkan bagaimana cara memasarkan produk dan membuat produk daur ulang menjadi siap pasar. Selain itu, baik di Surabaya maupun bogor warga juga mendapatkan keterampilan tentang pengolahan sampah organik, diantaranya, anyaman dari sampah plastik seperti membuat baju, dompet, tas dan topi.
Keterampilan lainnya yaitu membuat kerajinan berbahan dasar kertas Koran, membuat bunga dari kantong kresek, juga membuat bunga dari botol mineral dan botol plastik lainnya. Produk tas dari kantong semen bekas, tudung saji dari gelas mineral, tempat tisu dari pelepah pisang, daun-daunan, taplak meja dari sedotan, kap lampu dari kertas majalah bekas, membuat sandal dari limbah plastik dan membuat kerajinan tutup gallon bekas.
Eva meneruskan.“Saya kira keterampilan ini sangat aplikatif untuk masyarakat, selain dapat dipakai sendiri juga layak untuk dipasarkan sehingga menambah pendapatan keluarga, sudah banyak keterampilan yang kami ajarkan ke warga desa lainnya, seperti membuat tudung saji, anyaman plastik menjadi tas, dompet, tikar, souvenir dari kertas Koran.
Sedangkan untuk bank sampah, kami sudah berdiri dan aktif sejak 3 bulan yang lalu, semua bahan baku bisa kami dapatkan sehingga produk-produk tersebut dapat kami buat, lanjut Eva.
Peserta dari desa Tarjun, Rusminah mengatakan, Keterampilan yang diajarkan kepada kami dapat diserap dan dipelajari, karena semangat para motivator untuk merubah lingkungan dan penyampaian yang cukup jelas hingga menarik penuh keakraban.
"Kelompok kerja akan kami bentuk, untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan mengolah sampah menjadi kerajinan kreatif, inovatif dan cantik. Tidak ada rasa yang kotor tetapi bersih juga jujur, dan ini sesuai dengan motto bank sampah kami, yaitu membuat sampah menjadi berkah benar-benar terwujud”, katanya.
- Penulis : Humas ITP Tarjun - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online