Namun demikian, akhir tahun 2020 kemarin laporan keuangan Indocement yang disampaikan oleh Direktur dan Corporate Secretary Indocement, Antonius Marcos dalam siaran persnya, Jum’at (19/3/21), mengalami peningkatan pangsa pasar dari tahun 2019 sebesar 25.5 persen menjadi 25.8 persen.
"Ya, ada peningkatan disebabkan adanya penghematan biaya yang signifikan pada beban pokok pendapatan termasuk beban usaha," ucapnya.
Menurut Marcos, sejak awal tahun 2020 industri semen dilanda dengan lebatnya musim hujan sekitar dua bulan kemudian di susul dampak pandemi Covid-19. Oleh karenanya, keseluruhan pertumbuhan ekonomi termasuk industri semen berada pada titik terendah selama triwulan kedua saat awal pandemi dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat.
Ia, pun, mengungkapkan, untuk pemulihan terjadi secara gradual di paruh kedua tahun 2020, walau relatif lambat disebabkan adanya kasus baru Covid-19 yang masih meningkat seiring dengan berjalannya pembatasan mobilitas.
"Memang, pertama kalinya bulan Pebruari kemarin ada pertumbuhan sekitar 1 persen sejak masa pendemi Covid-19," tuturnya.
Indocement tambahnya, meyakini dengan adanya beberapa kebijakan yang baru diterbitkan oleh pemerintah seperti pembentukan Sovereign Wealth Funds (SWF), kebijakan kredit kepemilikan rumah bunga rendah, pertumbuhan konsumsi semen yang lebih kuat akan terjadi pada semester kedua tahun 2021.
Dan khususnya semen curah dengan dimulainya beberapa proyek besar baik infrastruktur, pembangunan pabrik-pabrik baru dan pembangunan lainnya pastinya akan memberikan dampak positif bagi industri semen.
Antonius Marcos pun berharap dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah geliat industri semen akan kembali meningkat khususnya Indocement.
`
