GEMA, TARJUN - Untuk meningkatkan ekonomi desa mitra perusahaan yang bergerak di bidang industri semen merk Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (ITP) unit Tarjun bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kotabaru memberikan pelatihan pertanian hidroponik kepada warga Desa Tarjun dan Tegalrejo, Kamis (15/7/20), di Komplek Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) PT ITP Tarjun.
Pelatihan ini berlangsung selama dua hari dan diikuti 12 orang peserta dengan instruktur dari PT ITP Tarjun, Dinas Pertanian Kotabaru dan Patani yang berhasil mengembangakan tanaman hidroponik di Desa Tegalrejo.
Hal itu disampaikan Tim CSR ITP Tarjun Agus Rifani, pelatihan pertanian sistem hidroponik ini adalah salah satu upaya perusahaan untuk pengembangan masyarakat di bidang ekonomi.
"Perusahaan berkomitmen melalui lima pilar program CSR nya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat salahsatunya pilar ekonomi ini," ucapnya.
Ia, pun, berharap, para peserta bisa mengambil ilmu dari pelatihan ini dan menerapkan di lingkungan masing-masing agar muncul pelaku-pelaku UMKM dalam bidang pertanian.
Lebih luas dijelaskan Agus, program pelatihan sekarang adalah angkatan ke 5 sejak 2016 lalu, dan ada 54 orang sudah mengikuti pelatihan tersebut hingga melahirkan 5 pelaku UMKM tersebar di desa mitra atau binaan yaitu, Desa Tegalrejo, Desa Serongga dan Desa Langadai.
"Ya, perusahaan ingin melalui pelatihan pertanian hidroponik ini bisa mewujudkan masyarakat yang mandiri, meningkatkan perekonomian, dan pengembangan sumber daya manusia," tegasnya.
Selain menggelar pelatihan, PT ITP juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan peserta berupa modul Hidroponik sistem wick dan paralon.
Disisi lain, salah satu peserta kelompok tani mawar hidro Desa Tegalrejo, Lailatul mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pihak perusahaan ITP Tarjun sebab bertani hidroponik ini sangat mudah dan gampang juga tidak memerlukan pekarangan luas.
"Alhamdulillah, karena pelatihan ini sekarang kami jadi tahu tips dan teknik budidaya tanaman pertanian bahkan pemasaran hasil tanaman," ucapnya senang.
Lailatul pun membeberkan, sejak mengikuti pelatihan pada 2018 lalu dengan percobaan menanam sayur sawi, pakcoy, daun sop, sebanyak empat paralon dan hasilnya sangat memuaskan beda sebelum mengikuti pelatihan hasil tanamnya kuning dan rusak.
Saat ini lanjutnya, dirinya sudah memiliki 120 paralon dan bisa meraup keuntungan jutaan rupiah sekali panen dalam rentang waktu 40 hari.
"Iya, kini sudah bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga, selain itu juga tidak membeli sayur lagi untuk keperluan sehari hari," jelas Lailatul.
- Penulis : Fadjeriansyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Pelatihan ini berlangsung selama dua hari dan diikuti 12 orang peserta dengan instruktur dari PT ITP Tarjun, Dinas Pertanian Kotabaru dan Patani yang berhasil mengembangakan tanaman hidroponik di Desa Tegalrejo.
Hal itu disampaikan Tim CSR ITP Tarjun Agus Rifani, pelatihan pertanian sistem hidroponik ini adalah salah satu upaya perusahaan untuk pengembangan masyarakat di bidang ekonomi.
"Perusahaan berkomitmen melalui lima pilar program CSR nya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat salahsatunya pilar ekonomi ini," ucapnya.
Ia, pun, berharap, para peserta bisa mengambil ilmu dari pelatihan ini dan menerapkan di lingkungan masing-masing agar muncul pelaku-pelaku UMKM dalam bidang pertanian.
Lebih luas dijelaskan Agus, program pelatihan sekarang adalah angkatan ke 5 sejak 2016 lalu, dan ada 54 orang sudah mengikuti pelatihan tersebut hingga melahirkan 5 pelaku UMKM tersebar di desa mitra atau binaan yaitu, Desa Tegalrejo, Desa Serongga dan Desa Langadai.
"Ya, perusahaan ingin melalui pelatihan pertanian hidroponik ini bisa mewujudkan masyarakat yang mandiri, meningkatkan perekonomian, dan pengembangan sumber daya manusia," tegasnya.
Selain menggelar pelatihan, PT ITP juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan peserta berupa modul Hidroponik sistem wick dan paralon.
Disisi lain, salah satu peserta kelompok tani mawar hidro Desa Tegalrejo, Lailatul mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pihak perusahaan ITP Tarjun sebab bertani hidroponik ini sangat mudah dan gampang juga tidak memerlukan pekarangan luas.
"Alhamdulillah, karena pelatihan ini sekarang kami jadi tahu tips dan teknik budidaya tanaman pertanian bahkan pemasaran hasil tanaman," ucapnya senang.
Lailatul pun membeberkan, sejak mengikuti pelatihan pada 2018 lalu dengan percobaan menanam sayur sawi, pakcoy, daun sop, sebanyak empat paralon dan hasilnya sangat memuaskan beda sebelum mengikuti pelatihan hasil tanamnya kuning dan rusak.
Saat ini lanjutnya, dirinya sudah memiliki 120 paralon dan bisa meraup keuntungan jutaan rupiah sekali panen dalam rentang waktu 40 hari.
"Iya, kini sudah bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga, selain itu juga tidak membeli sayur lagi untuk keperluan sehari hari," jelas Lailatul.
- Penulis : Fadjeriansyah - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online