GEMA, TARJUN -
Pihak sekolah khususnya binaan salah satu perusahaan produsen semen
Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merasa senang dengan adanya
pelatihan membuat pupuk kompos, kepada para pelajar untuk sistem pengelolaan
bank sampah dan terkait dengan pertanian menggunakan Hidroponik. Tentunya hal
tersebut menjadi daya tarik serta menambah ilmu pengetahuan kepada para siswa
yang mengikutinya.
Management Indocement, SSECSR Dept Head Teguh Iman Basoeki menjelaskan, sebagaimana pelaksanaan program CSR perusahaan tahun anggaran 2016 yang salah satunya di pilar pembangunan pendidikan dan tim CSR Indocement bekerjasama dengan tim Yasment melakukan pelatihan tersebut bertujuan ingin menanamkan kesadaran lingkungan dengan pemanfaatan area sekolah untuk budidaya Hidroponik sebagai salah satu implementasi pelaksanaan kurikulum pendidikan sekolah Adiwiyata.
"Kami berharap pengetahuan yang telah diberikan selama 3 hari tersebut dapat anak-anak mengerti, memaahami, dimanfaatkan dan secara berkelanjutan dilaksanakan baik di sekolah maupun tempat tinggalnya masing-masing dengan lebih kreatif dan inovatif," tutur Teguh.
Dikatakannya lebih jauh, kesadaran lingkungan untuk menjadikan lingkungan yang sehat dan bermanfaat sangat diperlukan oleh siswa-siswi yang kreatif dan inovatif dengan tetap terus memenuhi kewajiban untuk belajar dan menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Kegiatan ini karena merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan terutama membentuk manusia yang bertanggung jawab terhadap lingkungan sejak usia dini, perusahaan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan aksi sekolah dibidang lingkungan dan bersama-sama melakukan tata kelola sekolah yang baik dan ramah lingkungan.
"Tidak menutup kemungkinan jika pihak Yasment berhasil, maka tidak hanya Indocement yang akan berbagi ilmu tetapi mungkin juga Yasment sendiri yang akan berbagi kesekolah-sekolah lainnya," tutupnya berharap.
Sebagai informasi, pelatihan tersebut di ikuti oleh 100 orang siswa dari SMA dan 30 siswa SMP Yayasan Indocement (Yasment) Tarjun selama tiga hari di aula sekolah, hasil dari program Corporate Social Responsbility perusahaan yang terus konsen dalam peningkatan sumber daya manusia di sekitaran desa-desa binaan utamanya dan masyarakat Kotabaru pada umumnya. Sementara untuk narasumber atau instruktur dari tim Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Pabrik Tarjun.
Kepala Sekolah SMA Yasment Tarjun, Akhmad Tantawi Jauhari S Pd menyatakan, pihaknya sangat apresiasi atas pelatihan yang dilakukan oleh Indocement dan hal itu merupakan sesuatu yang sangat positif bagi pelajar dalam konteks kepedulian dengan lingkungan.
"Dipastikan manfaat yang dapat diambil adalah siswa mendapatkan pengetahuan tentang teknis membuat kompos, bank sampah dan sistem pertaninan menggunakan Hidroponik," ujarnya senang.
Dikatakan lebih jauh olehnya, ilmu yang didapat dari pelatihan tersebut langsung diaplikasikan dalam bentuk dibuatnya bank sampah, kompos dan pertanian Hidroponik dilingkungan sekolah. Khusus kepada para siswa diharapkan terus berupaya menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan bukan hanya disekolah tetapi juga di lingkungan rumah dimana ia menetap serta ditengah-tengah masyarakat.
"Kepada Indoecement khususnya tim CSR untuk terus melaksanakan kegiatan-kegiatan serupa sebagai wujud kepeduliannya terhadap lingkungan. Selain itu juga ada keinginan kedepannya untuk lebih mengembangkan hasil yang didapat dari pelatihan khususnya yang berkenaan dengan ekonomi," katanya menambahkan.
Salah satu siswa mengaku sangat senang dengan digelarnya pelatihan yang sudah dapat dipastikan menjadi bekal tambahan ilmu pengetahuan yang didapat secara langsung.
"Ini juga menjadi salah satu motivasi kepada siswa yang mengikutinya tentang bagaimana cara pembuatan kompos dan cara dalam memanfaatkan sampah basah dan kering yang tidak terpakai sehingga mampu memberikan nilai ekonomis," ujar siswa kelas X B Taufiq Ramadhan dengan senyum.
Usai ikut pelatihan, sambung Taufiq lagi, akan dapat diterapkan disekolah maupun dirumah karena saat pelatihan sudah dijelaskan secara rinci sehingga mudah difahami oleh siswa. Disamping itu pula, menjadi harapan lain kepada sekolah agar turut serta dan aktif dalam melakukan dan mengawasi kegiatan Siswa Bina Lingkungan (Sabili) agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan berkelanjutan.
"Saya ingin dari pihak sekolah mengadakan guru pembina khusus di bidang lingkungan agar memimpin setiap kegiatan Sabili. Dan terkhusus kepada Indocement, saya mewakili seluruh siswa sangat berterima kasih kepada tim CSR selaku penggagas kegiatan pelatihan karena dengan itu meningkatkan SDM siswa disekolah dan para siswa lebih mengenal cara memanfaatkan dan menjaga lingkungan," jelasnya.
Siswa lainnya, Maria Ulfah dari kelas XI IPS mengungkapkan, pelatihan ini sebagai ajang dalam menambah pengetahun serta membuka wawasan dari materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.
"Saya juga bisa lebih mendalami ilmu dari pertanian sistem Hidroponik dan bisa langsung melihat apa saja bahan dan tata cara yang baik dalam pertanian tersebut. Dengan begitu nantinya akan lebih bisa mengembangkan yang sudah ada seperti yang diterapkan dikebun belakang sekolah, dan pihak sekolah bisa menerapkan sistem pertanian Hidroponik dan membuatnya sendiri," kata Maria.
Memang diakui, tidak semua siswa yang berminat untuk belajar lebih dalam terkait dengan pertanian Hidroponik. Akan tetapi, dengan adanya pelatihan oleh Indocement tentunya juga akan membuka wawasan dan kedepan diharapkan bisa mencoba menerapkannya. "Karenanya pelatihan oleh Indocement ini jelas sangat besar manfaatnya bagi kalangan siswa," tambahnya.
Sementara, instruktur yang juga menjadi narasumber pada pelatihan tersebut selaku Kepala Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) CSR Indocement Plant Tarjun, I Wayan Kedep Sudhiarta memaparkan bahwa, materi yang disampaikan berupa proses pembuatan kompos organik mulai dari menentukan media pupuk, mencampurkan dengan EM4 (bakteri aerob yang digunakan untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan) sehingga menjadi kompos, dan EM4 tersebut dapat dibeli di toko-toko pertanian dengan harga cukup murah.
Selain itu, yang berkaitan dengan sampah diterangkan apa pengertian sampah, memilah sampah-sampah, jenis sampah yang memiliki nilai ekonomis, proses dan mekanisme bank sampah, mulai dari mengumpulkan dan pencatatan hingga penjualan sampah. Untuk sistem Hidroponik sendiri utamanya adalah memperkenalkan sistem pertanian, jenis-jenisnya, cara bertanamnya sampai kepada peluang bisnis Hidroponik dan perhitungan laba rugi.
"Kalau saya amati antusias peserta sangat baik sekali dan itu terbukti dengan banyaknya pertanyaan pada saat sesi diskusi, yang intinya materi yang disampaikan ditangkap dengan baik oleh peserta," katanya dengan bangga.
- Penulis : Agus Rifani ITP Tarjun - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online
Management Indocement, SSECSR Dept Head Teguh Iman Basoeki menjelaskan, sebagaimana pelaksanaan program CSR perusahaan tahun anggaran 2016 yang salah satunya di pilar pembangunan pendidikan dan tim CSR Indocement bekerjasama dengan tim Yasment melakukan pelatihan tersebut bertujuan ingin menanamkan kesadaran lingkungan dengan pemanfaatan area sekolah untuk budidaya Hidroponik sebagai salah satu implementasi pelaksanaan kurikulum pendidikan sekolah Adiwiyata.
"Kami berharap pengetahuan yang telah diberikan selama 3 hari tersebut dapat anak-anak mengerti, memaahami, dimanfaatkan dan secara berkelanjutan dilaksanakan baik di sekolah maupun tempat tinggalnya masing-masing dengan lebih kreatif dan inovatif," tutur Teguh.
Dikatakannya lebih jauh, kesadaran lingkungan untuk menjadikan lingkungan yang sehat dan bermanfaat sangat diperlukan oleh siswa-siswi yang kreatif dan inovatif dengan tetap terus memenuhi kewajiban untuk belajar dan menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Kegiatan ini karena merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan terutama membentuk manusia yang bertanggung jawab terhadap lingkungan sejak usia dini, perusahaan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan aksi sekolah dibidang lingkungan dan bersama-sama melakukan tata kelola sekolah yang baik dan ramah lingkungan.
"Tidak menutup kemungkinan jika pihak Yasment berhasil, maka tidak hanya Indocement yang akan berbagi ilmu tetapi mungkin juga Yasment sendiri yang akan berbagi kesekolah-sekolah lainnya," tutupnya berharap.
Sebagai informasi, pelatihan tersebut di ikuti oleh 100 orang siswa dari SMA dan 30 siswa SMP Yayasan Indocement (Yasment) Tarjun selama tiga hari di aula sekolah, hasil dari program Corporate Social Responsbility perusahaan yang terus konsen dalam peningkatan sumber daya manusia di sekitaran desa-desa binaan utamanya dan masyarakat Kotabaru pada umumnya. Sementara untuk narasumber atau instruktur dari tim Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Pabrik Tarjun.
Kepala Sekolah SMA Yasment Tarjun, Akhmad Tantawi Jauhari S Pd menyatakan, pihaknya sangat apresiasi atas pelatihan yang dilakukan oleh Indocement dan hal itu merupakan sesuatu yang sangat positif bagi pelajar dalam konteks kepedulian dengan lingkungan.
"Dipastikan manfaat yang dapat diambil adalah siswa mendapatkan pengetahuan tentang teknis membuat kompos, bank sampah dan sistem pertaninan menggunakan Hidroponik," ujarnya senang.
Dikatakan lebih jauh olehnya, ilmu yang didapat dari pelatihan tersebut langsung diaplikasikan dalam bentuk dibuatnya bank sampah, kompos dan pertanian Hidroponik dilingkungan sekolah. Khusus kepada para siswa diharapkan terus berupaya menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan bukan hanya disekolah tetapi juga di lingkungan rumah dimana ia menetap serta ditengah-tengah masyarakat.
"Kepada Indoecement khususnya tim CSR untuk terus melaksanakan kegiatan-kegiatan serupa sebagai wujud kepeduliannya terhadap lingkungan. Selain itu juga ada keinginan kedepannya untuk lebih mengembangkan hasil yang didapat dari pelatihan khususnya yang berkenaan dengan ekonomi," katanya menambahkan.
Salah satu siswa mengaku sangat senang dengan digelarnya pelatihan yang sudah dapat dipastikan menjadi bekal tambahan ilmu pengetahuan yang didapat secara langsung.
"Ini juga menjadi salah satu motivasi kepada siswa yang mengikutinya tentang bagaimana cara pembuatan kompos dan cara dalam memanfaatkan sampah basah dan kering yang tidak terpakai sehingga mampu memberikan nilai ekonomis," ujar siswa kelas X B Taufiq Ramadhan dengan senyum.
Usai ikut pelatihan, sambung Taufiq lagi, akan dapat diterapkan disekolah maupun dirumah karena saat pelatihan sudah dijelaskan secara rinci sehingga mudah difahami oleh siswa. Disamping itu pula, menjadi harapan lain kepada sekolah agar turut serta dan aktif dalam melakukan dan mengawasi kegiatan Siswa Bina Lingkungan (Sabili) agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan berkelanjutan.
"Saya ingin dari pihak sekolah mengadakan guru pembina khusus di bidang lingkungan agar memimpin setiap kegiatan Sabili. Dan terkhusus kepada Indocement, saya mewakili seluruh siswa sangat berterima kasih kepada tim CSR selaku penggagas kegiatan pelatihan karena dengan itu meningkatkan SDM siswa disekolah dan para siswa lebih mengenal cara memanfaatkan dan menjaga lingkungan," jelasnya.
Siswa lainnya, Maria Ulfah dari kelas XI IPS mengungkapkan, pelatihan ini sebagai ajang dalam menambah pengetahun serta membuka wawasan dari materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.
"Saya juga bisa lebih mendalami ilmu dari pertanian sistem Hidroponik dan bisa langsung melihat apa saja bahan dan tata cara yang baik dalam pertanian tersebut. Dengan begitu nantinya akan lebih bisa mengembangkan yang sudah ada seperti yang diterapkan dikebun belakang sekolah, dan pihak sekolah bisa menerapkan sistem pertanian Hidroponik dan membuatnya sendiri," kata Maria.
Memang diakui, tidak semua siswa yang berminat untuk belajar lebih dalam terkait dengan pertanian Hidroponik. Akan tetapi, dengan adanya pelatihan oleh Indocement tentunya juga akan membuka wawasan dan kedepan diharapkan bisa mencoba menerapkannya. "Karenanya pelatihan oleh Indocement ini jelas sangat besar manfaatnya bagi kalangan siswa," tambahnya.
Sementara, instruktur yang juga menjadi narasumber pada pelatihan tersebut selaku Kepala Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) CSR Indocement Plant Tarjun, I Wayan Kedep Sudhiarta memaparkan bahwa, materi yang disampaikan berupa proses pembuatan kompos organik mulai dari menentukan media pupuk, mencampurkan dengan EM4 (bakteri aerob yang digunakan untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan) sehingga menjadi kompos, dan EM4 tersebut dapat dibeli di toko-toko pertanian dengan harga cukup murah.
Selain itu, yang berkaitan dengan sampah diterangkan apa pengertian sampah, memilah sampah-sampah, jenis sampah yang memiliki nilai ekonomis, proses dan mekanisme bank sampah, mulai dari mengumpulkan dan pencatatan hingga penjualan sampah. Untuk sistem Hidroponik sendiri utamanya adalah memperkenalkan sistem pertanian, jenis-jenisnya, cara bertanamnya sampai kepada peluang bisnis Hidroponik dan perhitungan laba rugi.
"Kalau saya amati antusias peserta sangat baik sekali dan itu terbukti dengan banyaknya pertanyaan pada saat sesi diskusi, yang intinya materi yang disampaikan ditangkap dengan baik oleh peserta," katanya dengan bangga.
- Penulis : Agus Rifani ITP Tarjun - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online