Pria asal Batulicin, Tanahbumbu itu ditangkap di perkebunan kelapa sawit, Desa Betung, Pulaulaut Timur, Kotabaru.Informasi yang diperoleh BPost, penembakan itu kabarnya dilakukan karena Risti justru melakukan perlawanan saat diminta menyerah.
Sekitar 10 tembakan dilepas polisi yang mengepungnya. Namun, hanya lima tembakan yang mengenai betis kanan dan kiri pria tersebut. Setelah mendapat perawatan medis, Risti langsung dijebloskan ke tahanan Mapolres Kotabaru.
Sebenarnya ada delapan napi yang kabur dari lapas itu melalui cara meloncat dari salah satu pos pemantau, setelah melumpuhkan seorang petugas yang berjaga, Minggu (29/12) sore.
Mengenai keberadaan teman-temannya yang masih buron, Risti mengaku tidak mengetahui. Kali terakhir mereka bertemu adalah saat berada di belakang lapas, sesaat setelah kabur.
“Setelah keluar dari lapas, kami berpisah untuk menyelamatkan diri. Tidak tahu ke mana yang lainnya. Kami tidak saling tahu, karena masing-masing menyelamatkan diri,” ujarnya.
Setelah merampas sepeda motor, Risti mengaku sempat sembunyi di Desa Lontar, Pulaulaut Barat. Di sana, dia tinggal selama beberapa hari. Untuk makan, Risti meminta kepada beberapa temannya yang pernah satu penjara. “Di Desa Lontar banyak teman-temanku. Kenal sewaktu sama-sama di lapas,” ucap dia.
Saat ditangkap di perkebunan kelapa sawit di Desa Betung, Risti dalam perjalanan menuju tempat persembunyian lain di Desa Berangas, Pulaulaut Timur. “Baru perjalanan sudah ditangkap,” katanya.
Risti mengaku hanya ikut-ikutan kabur. Sementara yang merencanakan adalah empat rekannya yang kini masih buron yakni Moreno Sirait, Eko Saputra Butarbutar, Edi alias Panduwinata, dan Marben Acilis Rumapea. “Aku tidak ikut merencanakan. Mereka berempat yang lebih tahu,” tegas dia.
Saat dihubungi, Kasat Reskrim Polres Kotabaru AKP Fahrurozi menegaskan terus mengerahkan anak buahnya untuk memburu enam napi lain yang masih buron. “Kami masih melakukan pengejaran,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Divisi Kanwil Kemenkum HAM Kalsel, Budi Raharjo sempat mengingatkan para petugas di Lapas Kotabaru. Dia mengatakan lapas tersebut tidak hanya rawan diselundupi barang ‘terlarang’ namun rentan napi kabur karena jumlah petugas tidak sebanding warga binaan.
Kabarnya, jumlah petugas di Lapas Kotabaru sebanyak 24 orang. Untuk penjagaan dibagi empat regu masing-masing berjumlah lima petugas. Selain bertugas di pos pemantau mereka juga harus melakukan pengamanan di bagian dalam lapas. Sementara jumlah warga binaan sebanyak 830 orang padahal kapasitasnya hanya 180 orang.
Karena itu pula, ada warga binaan yang ditempatkan di ruang pesantren. Bahkan berdasar pantauan, tidak ada pula pengamanan khusus di dinding lapas sehingga siapapun bisa merapat ke dinding setinggi sekitar delapan meter tersebut.
Sekedar diketahui - Moreno Sirait, kasus perampokan, asal Tanbu - Eko Saputra Butarbutar, kasus perampokan, asal Tanbu - Marben Achilis Rumapea, kasus perampokan, asal Tanbu - Edi bin Adi alias Pandu Winata, kasus perampokan, asal Tanbu - Jamri bin Jainuddin alias Jamri, kasus pencurian, asal kotabaru - Junaidi bin Jamlanoor, kasus pembunuhan, asal Kotabaru - Ristiansyah alias Haris bin Abdul Muis, kasus pencurian, asal Tanbu (sudah ditangkap)
- Sabriansyah, kasus perampokan, asal Tanbu (sudah ditangkap)
- Editor : Rian - Sumber : Banjarmasin Post