GEMA, TARJUN - PT.Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) kembali melaksanakan program CSR (Corporate Social
Responsibility) melalui Pilar Pembangunan Pendidikan dengan memberikan bantuan
pendidikan kepada siswa dari keluarga tidak mampu, termasuk anak yatim
dan putus sekolah untuk kembali bersekolah dalam program anak asuh.
Tahap pertama pelaksanaan April
2014, dan bantuan tersebut berupa seragam sekolah yang terdiri dari baju,
celana, sepatu, kaos kaki dan buku tulis diberikan kepada setiap anak oleh
perusahaan semen tiga roda.
CSR Section Head Indocement Plant Tarjun, Yanuar Arif mengatakan, pelaksanaan program anak asuh atau bantuan pendidikan ini untuk siswa dari
keluarga tidak mampu, termasuk anak yatim dan putus sekolah, agar bisa bersekolah
lagi.
"Untuk pembiayaan sekolah sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan sesuai kebutuhan pendidikan dan sekolah mereka nantinya," jelas Arif.
Arif menambahkan, pihak perusaan sudah menyiapkan untuk pakaian sekolah, sepatu, tas, buku-buku termasuk
bila ada pembiayaan lain disekolah bahkan untuk extra kurikuler. Dengan harapan bisa
mendorong semangat yang tinggi buat mereka untuk bersekolah dan berprestasi.
Masih kata Arif, dasar pemikiran menyelenggarakan kegiatan
ini karena perusahaan ingin lebih
memberikan perhatian khusus kepada anak-anak siswa keluarga tidak mampu, dengan
tujuan mendapatkan hak pendidikan layaknya anak-anak lainnya dan menumbuhkan
semangat belajar lebih baik lagi. Agar kedepannya berguna untuk kehidupan bermasyarakat bahkan masa depan mereka.
“Disamping
itu pula, hal ini membantu program pemerintah dalam wajib belajar 9 tahun untuk
kerangka peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, sekaligus
keterlibatan Indocement dalam program MDG’s (Millenium
Development Goals) tahun 2014 ini,” ungkapnya.
Desa binaan perusahaan merk tigaroda yang mendapatkan bantuan meliputi, Desa Langadai sebanyak 30 anak, Desa Serongga 20
anak, Desa Pulau Panci 30 anak, Desa Cantung Kiri Hilir dan Batulasung 25 anak..
Kepala
SDN Batulasung, Musdar, A.Ma.Pd mengatakan, kami mengajukan usulan bantuan pendidikan kepada perusahaan terutama bagi anak yatim dan keluarga kurang mampu, sebab mereka tak ada biaya untuk bersekolah. Dikarenakan ditinggal orang tua dan pendapatan yang rendah, bahkan pemukiman mereka jauh dari sekolah sehingga harus berjalan kaki dengan
jarak tempuh 3-4 kilometer.
Oleh karena itu, kami berharap dengan bantuan pihak perusahaan kehidupan
dan masa depan mereka layak seperti masyarakat lainnya. Dan untuk
prestasi anak-anak keluarga tidak mampu ini cukup baik dan nilai-nilai raport
mereka pun bagus dapat dikatakan cerdas.
"Malah anak-anak ini yang mendapatkan ranking dikelasnya, artinya semangat bersekolah mereka sangat tinggi, jadi sangat disayangkan
bila mereka tak mendapat dukungan," ungkap Musdar.
Hal serupa disampaikan Kepala
Desa Cantung Kiri Hilir, Fitriansyah, pada umumnya, penghasilan
masyarakat sekitar ini adalah berkebun dan bertani sayuran serta kerja musiman
seperti upah merumput, tukang kayu dan lainnya, disisi lain anak-anaknya cerdas
serta keinginan bersekolahnya tinggi.
Hal ini, juga melatar belakangi pihak
sekolah untuk terus mendukung anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk terus
bersekolah.
Kami selaku pemerintahan desa sangat bersyukur dan ucapan terima
kasih bahwa anak yatim, anak putus sekolah dan siswa keluarga tidak mampu
menjadi program anak asuh Indocement yang telah dimulai tahun 2013 kemarin,
kami sangat mendukung program ini karena besar sekali manfaatnya yakni rasa
kepeduliaan yang tinggi terhadap peningkatan SDM sekitarnya juga segi
kemanusiaan.
“Selaku aparat pemerintahan desa, kami sangat mengapresiasi langkah-langkah kebijakan
yang dilakukan management Indocement terhadap pendidikan dalam rangka
peningkatan SDM bagi masyarakat pedesaan yang nantinya membawa manfaat besar
bagi semuanya," ujar Kades Cantungkiri.
Harapan kami, kiranya pembinaan dan program bantuan
terhadap Anak Yatim, Anak Putus
sekolah dan Siswa keluarga tidak mampu
ini berjalan hingga lulusan sekolah sesuai dengan program pendidikan yang
diwajibkan pemerintah yaitu wajib belajar hingga 9 tahun,” pinta Fitri.
Selain
itu, guna menghindari gizi buruk bagi anak-anak pedesaan, Indocement juga
membantu pemberian makanan tambahan untuk anak-anak sekolah (PMTAS) sebanyak
1.991 paket yang berisikan susu, kacang hijau dan biskuit sehat.
Tiap
siswa mendapatkan satu paket, dan sekolah yang mendapatkan diantaranya dari SDN 1 Tarjun sebanyak 354 paket, SDN Langadai 190
paket, SDN Serongga 187 paket, SDN Sungai Dua 292 paket, SDN 1 Serongga 75
paket, SDN 1 Tegalrejo 343 paket, SDN 2 Tegalrejo 355 paket, dan SDIT Tegalrejo
195 paket. Bahkan pada saat bersamaan juga disampaikan sosialisasi tentang bahaya
narkoba kepada semua anak-anak.
- Penulis : Humas ITP Tarjun - Editor : Rian - Sumber : Gema Saijaan Online